Investor Bitcoin Mesti Hati-Hati? Adanya Potensi “Hash-Ribbon Inversion”

Hash-ribbon merupakan indikator teknis yang telah membentuk apa yang disebut “death-cross” yang sebelumnya mengindikasikan miners Bitcoin yang berada di bawah tekanan. Indikator-indikator ini menggunakan rata-rata pergerakan harian yang sederhana untuk mengungkap setiap perubahan tingkat hash.

Hash-ribbon inversion dapat digunakan untuk penerapan analisis jangka panjang terhadap suatu trend market, hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi nilai dasar makro yang ada pada grafik mata uang Bitcoin.

Pembentukan bearish-cross menandakan tren penurunan yang kuat. Artinya hash-rate pada Bitcoin akan menjalani penurunan dari level optimal yang ada dari sebelumnya.

Menurut Charles Edwards di Twitter, kapitulasi hasil Bitcoin mining yang menurun adalah dampak dari fraud dan keruntuhan FTX sebesar 10 miliar dolar. Will Clemente, seorang analis industri, mengamati sinyal yang menyatakan bahwa “kita berpotensi memasuki periode kapitulasi double dip.”

Peristiwa serupa terjadi pada Juni 2022 dengan terbentuknya death cross pasca runtuhnya koin Luna. Glassnode melaporkan bahwa rata-rata pergerakan hash per tujuh-hari berada di 13,7% lebih rendah dari nilai tertinggi sepanjang masa.

Kejatuhan FTX adalah penyebab utama tren penurunan terbaru. BTC jauh dari nilai tertinggi sepanjang masa November 2021 sebesar 76,5%.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *